Senin, 16 Juni 2014

Puisi bermakna tak berarti ''Part 2''

Sebagai mana puisi yang telah saya publikasikan sebelumnya, dan ini adalah lanjutan perjalanan hidup yang dituangkan dalam bentuk karya seni

PERTAHANKAN SEMUA YANG TELAH TERMILIKI
Setelah ku bangun semua kisah suramku terdahulu
Ku tata ingar bingar semua bentuk kehidupan
Sendiri bertahan memperbaiki arti jiwa dan hati
Walau sendiri penuh sepi dan tak kan pernah ada hari
Tak lelah bagiku tuk terhenti

Kini semua yang kumiliki takkan ku hancurkan
Dan sampai selamanya pun tak kan pernah musnah
Dihari dan hari berikutnya pun ku tetap berdiri 
Dan tetaplah berdiri dan ku berdiri menjaga arti

Takkan lagi termenung
Takkan lagi merenung
Mencoba tuk mencari
Dan terus mencari arti


TERTINDAS DAN MELAWAN
Kita yang dibawah semakin terbawahkan
Dan kau yang diatas semakin membabi buta
Apakah kau dengar jeritan hati dari rakyatmu
Apakah kau peka dengan rasa ingin kami padamu

Kau buta dengan semua yang ada dan segalanya
Kau membutakan semua janji dan harapan
Mungkin hari dan hatimu telah penuh dengan semua kebanggaan
Otak kosong tak berisi hanya tempat sampah bualan

Disini kami berdiri bernyanyi dan berorasi
Agar kau selalu dengar lantunan jerit hati kami
Walau kami terus terinjak dan tertanam
Kami kan tetap bertahan dan melawan


RENUNGAN EMOSI JIWA
Berteriaklah kau penghujat derita 
Tertawa saat dia telah celaka
Bersedih kau bila mereka bahagia
Hatimu berlumur panasnya iri dengki

Dendam emosi bayang semumu
Tertanam sejak kau lahir didunia
Cobalah kau rasakan betapa hinanya
Kau bila tahu apa yang telah kau perbuat

Sadarlah kau dari mimpi panjang ini
Rasakan betapa indahnya bila kita saling mengerti
Renungkan semua gejolak dendam dalam diri dan hatimu
Semoga kau mengerti mereka tak seperti apa yang telah kau perbuat


HARAPAN UNTUKMU HUJAN
Lantunan derai hujan memanas
Mulai melanda denyut nadi kota
Rintik tangis dan rintihmu
Mulai terdengar memanggil namaku

Nyanyikan emosi jiwamu
Janganlah kau redamkan ambisimu
Bergetar menjalar nada suara
Terus merasuk dan menusuk hati

Ada kalanya kau redakan jeritmu
Sejenak menikmati hembusan nafas
Disini ku berdiri dan menanti
Sampai kini terdiam dan selalu menunggu
Hingga kau tau besar harap kami padamu


DAHULU YANG TAK BERARTI
Beribu harapan termentahkan oleh kata manis suara indahmu
Kata sederhana penuh tanda tanya
Tak terasa dan terbenam dan terus tumbuh dalam otakku
Yang selalu bernyanyi dan menari dalam alur cerita ini

Terbesit keinginan tuk lupakan segala janji dan harapan
Lupakan benak semu pekat terdalam
Hanya mampu berdiri dan menatapi hal yang tak pasti
Untukmu dan tanpamu semua tak berarti


SERUAN SANG BROMO
Kau tertinggi di antara aku,kami dan mereka
Tinggi menjulang menembus angkasa
Kau berdiri dan terdiam hingga akhir dunia
Mereka yang selalu menyerukanmu saat kau bergerak
Luapan emosi panas yang terus keluar dari mulutmu
Titik debu terbang melayang
Berjalan perlahan menutupi senyuman sang mentari

Saat kau terdiam mereka pun tersenyum 
Kini kau murka dan mereka berlarian menjauhimu
Kuingin kau kembali terdiam,agar mereka dekat dan mulai tersenyum bersamamu


LANTUNAN TERHINA DAN TERCACI
Dentuman suara hinaan
Bertabur perih manisnya cacian
Teramat terasingkan lingkaran jiwa
Yang memaksa lemahkan rasa

Berlarian mencari arah kehidupan 
Tak terpikir semua arah dan tujuan
Sedikit rasa bersalah tak menjadi beban
Bisik pemikat hati teraniaya sepi

Lirik lagu sedih menyentuh dinding hati
Barisan bait panjang tak terisi
Hanya menutupi kekosongan isi hati
Nyanyian dan lantunan terakhir ini
Hanya puisi hati yang tak berarti


BENCANA BERI KAMI SENYUMAN
Matahari enggan menampakkan wajahnya
Mentari tak mau lagi tersenyum dan tertawa
Awan gelap pekat menyelimuti harapnya
Hembusan angin penambah lara jiwa

Titik bencana negeri ini mulai terjadi
Memori pahitnya kisah yang datang kembali 
Jeritan para perasa terdengar sayu pilu
Tak mampu lagi melawan dan hanya menunggu

Sampai kapan derita ini kan terhenti
Berapa lama lagi kisah ini kan usai
Kuat kah kami tuk dapat terus menanti
Hingga akhir tersenyumnya sang mentari


BERHENTILAH MENANGIS
Senyuman musim panas telah berlalu
Pergi berganti derai air hujan
Kau jatuh terdiam dan tak terduga
Berlarian nyusuri jejak hampa manusia

Harimu telah dilalui bersamanya
Semua kenangan telah tertulis dalam otak mereka
Ingatan akan semua kenanganmu
Kini hadir memudarkan canda bahagia

Apakah semua ini salah kita?
Ataukah kau murka dengan segalanya?
Harap kami terhadapmu
Ingin kami kepadamu
Berhentilah kau menangis dan kembalilah tersenyum bersama kami


GUNDAH NYANYIAN BUKAN JALANKU
Segala nyanyian gundah menyapa
Terbang mengikuti angan yang hilang
Termenung dan terdiam dalam kebimbangan
Sebuah pertanyaan beribu jawaban

Kau buyarkan semua pikiranku
Masuk dan kacaukan otakku
Hasutan kata indah dan manismu
Selalu menuntun dan terus mengikutiku

Ku lelah dengan semua kata dan sikapmu
Kanku cari hilangnya sebuah harga diri
Namun perlu kau ketahui
Hati,pikiran dan jalanku bukan untukmu



Puisiku untukmu dan mereka

Puisi adalah nyanyian hidup serta luapan isi hati yang selalu mengikuti setiap langkah dan perjalanan hidup seseorang,puisi bentuk ungkapan seseorang yang mempublikasikan seluruh rasa bahagia dan luapan semua emosi yang dituangkan kedalam bentuk karya seni.
Sedikit puisi dari saya yang pernah terjadi dan kualami dalam perjalanan hidup sehari-hari;


CERITA HIDUP 
Disaat semua datang dan akhirnya kan kembali
Disela rasa bahagia dan rasa sedih pun ada
Semua tanya yang tak sepenuhnya terjawab
Dan sedikit luka yang dapat terobati

Perjalanan hidup tak selamanya bahagia
Rangkaian cerita yang tak semuanya duka
Bagai roda kehidupan yang selalu berubah
Tak satu harapan pun yang dapat teraih

Hanya mampu mengharapkan semua keajaiban
Mengalir bergerak dengan satu tujuan yang berjalan
Walau perhalan semua kan indah dalam kehidupan
Dan selalu percaya akan datangnya sebuah kebahagian


JERITAN AKAN JANJI PARA PETINGGI
Bagai peri pembawa pesan yang tak tersampaikan
Pemberi segala dan semua harapan
Melantun merdu tak seindah nyanyian
Puisi hangat penyentuh hati hanyalah bualan

Gerak dan ucapanmu memikat hati kita
Merubah derita menjadi bahagia sementara
Memaksa hati tuk selalu melihat dan memilihmu
Segala cara tak pasti kau ubah untuk kuasamu
Tanpa kau memahami sedikit hati kecil ini
Sekarang kau disana karena suara dari kami 
Kini kau lupa siapa yang telah jadikanmu peri

Celoteh manis para penjilat negara
Yang hanya mementingkan diri dan tahta tertinggi
Pantas kau dapatkan segala caci maki
Karna kau telah lupa dan selalu ingkar janji
Kini kami tak bersuara untukmu
Bagi kami kau pengemis negara
Yang hanya mencari sisa sisa harta kecil kami


TAK SEMUDAH MEMEJAMKAN MATA
Dari putih berubah menjadi hitam 
Walau hanya setitik noda yang membekas
Sangat mudah tuk mengotori suatu hal yang bersih
Dan tak mudah membersihkan suatu hal yang kotor

Saat hati ini terisi rasa iri dan sombong
Hilang semua sifat dini yang pernah tertanam
Membualkan sebuah kata kata penuh dusta
Tak menjadi suatu beban dalam cerita kehidupan

Tak sedikit rasa bicara apa adanya
Ternodai setitik nyanyian suara pendusta
Hanya kita yang dapat menilainya
Dan hanya kitalah yang mampu merubahnya


HARAPAN YANG KAN TERGAPAI

Menapaki jejak hampa masa kelam
Meniti derasnya hidup semu tak pasti
Berkhayal dengan satu sayap tuk terbang
Melayang bersama seribu satu impian

Takkan terhenti dan menghentikan kepakkan sayap
Terus mencari dan mencari suatu jawab
Sejenak berfikir tuk lanjutkan rencana
Hingga semua terhenti dengan sendirinya

Kurangkai semua jerit dan tangis dalam hati
Terkenang indah dalam album perihnya hidup
Menjadi satu cerita perjalanan penuh harap
Satu yang pasti setiap jejak mempunya seribu arti

TAK KAN LAGI KU DENGAR LAGUMU

Nyanyianmu yang buatku tetap bertahan
Walau tak selamanya,semua kan berakhir
Karenamu ku ada dan tak beranjak
Hanya itu yang bisa dan dapatku perbuat

Kau yang lupakan dan berniat tuk hancurkanku
Terserah semuanya tergantung apa maumu
Ku yakin kau akan berlutut dihadapanku
Walau pun kau menangis  merasakan deritamu
Ku takkan terbuai dengan rintihan sedihmu

Hadirmu kini tak seindah saat pertama berjumpa
Tak serindu saat kita telah lama tak bertemu
Ku percaya jalan kita serasa berbeda dan jauh tak sama
Saat kembali melangkah tuk temui peri selain dirimu

TERDIAM LEWATI SEMUA

Saatku gugup dan mulai tak bergerak
Merasa ada yang berbeda dalam hati
Mencoba tuk artikan sebuah makna 
Namun semuanya tak dapat terbaca

Lorong sepi bekas bui sunyi merindu
Tatapan hampa tanpa sebuah harapan
Terbeban masalah butakan semua naluri 
Lapuk dan rapuh termakan bisikan kelam

Tak dapat merubah semua yang telah tersaji
Hanya mampu memainkan peran yang sama untuk selamanya
Tetap bertahan hadapi tantangan sebuah misteri
Hingga semua berakhir dan usai sampai tertutupnya mata

KAN KAU RASAKAN DERITAKU
Panas amarah seruan sang pemimpi
Bernyanyi rindukan sebuah mentari
Tanpa tetes air mata para pencaci
Dan rintih tangisan lantutan isi hati

Tergores sudah sebuah luka lama
Terbatu dan tak dapat menyapa
Hanya mampu menahan tanpa melawan sebuah derita
Yang kini telah lama kurasa

Berhentilah tertawa kau didepanku
Nikmatilah semua rasa derita yang tak kan terlupa
Hingga esok semua kan terjawab
Kau atau aku yang kan bahagia

BERNYAYI WALAUPUN SENDIRI
Ku bernyanyi ditengah rintiknya hujan malam minggu
Hanya berteman sebuah gitar dan enam buah senar
Berdesik suara petikan lantunan sebuah lagu 
Tak berteman sebuah hati yang telah lama ku tempati

Bibir kecil bernyanyi untuk sebuah peri yang jauh disana
Berbisik dan terucap kata lama yang hanya inginkanmu
Walau lagu sendu yang dapat kumainkan untukku
Namun semua ini bercerita tentang sesuatu yang kan menyatu

Kata demi kata mulai terucap
Nyanyian risau isi hati yang kan berakhir
Suara indah yang tak kan terdengar lagi
Ku kan bernyanyi walaupun harus sendir
i

RISAUAN GUNDAH PENGIRING MALAM
Angin malam berhembus merasuk ke dalam jiwa
Berbisik lirih merayu tuh mengajak berbaring
Sendiri merenung menyapa yang tak pasti
Mengharapkan peri terbangun dari lelapnya

Terdiam menahan rasa rayuan yang peneman mimpi
Berbasuh hawa tuk pejamkan mata hati
Sejenak lupakan semua cerita tadi pagi
Menenangkan pikiran pembalut luka kelam dan hari ini

Menata gerak alur semua raga yang berasa
Merenung sejenak dan tetap berdoa
Memulai kosongkan pikiran yang kan menerpa
Dan akhirnya telah bersiap tuk memejamkan mata

 AIR MATA LAGU LAMA
Rintik air mata kehidupan mulai turun
Disini diwaktu ini bekas kenangan memorinya
Berdiam dan hanya terdiam merasakan dinginnya hujan
Merenung seketikan suara rintik mulai menyapa

Teringat kata manis peri pendusta
Terucap janji rayuan indah penuh kebohongan
Tatapan mata indah berisi harapan palsu
Bualan mesra rayuan iblis fana masa lalu

Kan ku buang semua memori di waktu hujan
Ku hapuskan cerita klasik perihnya sebuah penghianatan
Dan kini hanya mulutku yang kan bicara
Esok nanti semoga kau tenang dialam sana

PUISI UNTUK PARA PETINGGI JALANAN
Pemilihan para anggota bertahta tinggi
Hanya memperjuangkan emosi tanpa hati nurani
Dunia dan acara 5 tahunan penuh dengan kebodohan
Hanya bisa menghamburkan uang tanpa adanya pemasukan

Pemimpin buta akan sebuah jabatan
Segala cara dilakukan demi yang mereka dapatkan
Suara mulut pembual akan semua alasan
Untukmu para petinggi yang hanya mementingkan kekuasaan

Kami hanya tertawa melihat kekalahanmu
Tersenyum dengan semua kegilaan dan kebodohanmu
Otak sampah tak bernilai hanya setumpuk kotoran
Semoga kau tenang dengan hasil yang tidak memuaskan
Salam dari kami kepadamu kau bajingan

MASA YANG BERUBAH
Sedikit dan setitik rasa saat ku pertama menginjakkan kaki
Terlenyap semua ingar bingar gemuruh suasana ibukota
Berdesir mengalir angin yang terbang peneman sunyi
Penambah rasa pelepas semua beban di jiwa

Sekian lama ku hadir kesana
Dan saatku mulai menjajakinya kembali
Terlalu banyak perubahan yang ada
Berubah semua memori yang lama tersimpan dihati

Sedikit masalah dan terucap saatku katakan
Tak ingin lagi ku datang dan berdiri kembali disana
Hingga sampai hari ini ku mulai menapaknya kembali
Hingga akhirnya terhapus dan terpatahkan semua janji

SUARUKU UNTUKMU PEMBOHONG
Nyanyian hati penuh dusta
Lirik air mata darah pembohong
Terlantun mengalir dalam sebuah keabadian
Tak kan pernah berhenti akan sebuah pesan

Mulut dan lidah ini terus bergerak
Melontarkan seribu kata mesra
Tak tercerna dalam pekat hati terdalam
Membutakan amarah hati berbisik indah

Kau yang selalu bernyanyi dalam hati yang sendiri
Terus menerus melantunkan kata syair jiwa
Terasa menusuk dan membelenggu hingga dalam hati
Pengobat rasa rindu penepis semua derita